Seni Khas Kota Sukabumi, Maen Boles Akhirnya Sah Menjadi WBTB Indonesia

Kesenian Boles telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Hal itu dipastikan setelah Sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2024 yang dilaksanakan di Jakarta pada Rabu 21 Agustus 2024 lalu.

Boles akronim dari Bola Leungeun Seneu atau main bola api menggunakan tangan, merupakan kesenian yang berasal dari Ponpes Dzikir Al Fath di Kecamatan Gunungpuyuh  Kota Sukabumi. Boles menjadi WBTb Indonesia domain tradisi dan ekspresi lisan.

Kesenian Boles merupakan salah satu ciri khas dari aliran pencak silat Sang Maung Bodas yang dikembangkan di Ponpes Dzikir Al Fath. Penciptanya adalah KH Fajar Laksana yang merupakan pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath sekaligus guru besar perguruan silat Sang Maung Bodas.

“Dalam sidang penetapan WBTBI, Boles yang satu-satunya dari Kota Sukabumi tahun ini diusulkan, diterima menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia kami bersyukur kepada Allah karya kami dari Pondok Pesantren Dzikir Al Fath telah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional yang telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,” kata KH Fajar Laksana, Jum’at 6 September 2024.

Perjalanan hingga akhirnya Boles ditetapkan menjadi WBTb Indonesia cukup panjang. Sejak diciptakan pada 2010, dia bersama para santri dan pesilat terus memperkenalkan Boles ke masyarakat.

“Cukup panjang jadi pengajuannya itu pertama dari Kota Sukabumi dulu, lulus dari Kota Sukabumi lalu ke provinsi, lulus dari provinsi lalu ke tingkat nasional. Dari proses saya itu dari tahun 2010 sekarang 2024 berarti sudah 14 tahun mempromosikan ini, lalu ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia,” ujarnya.

“Jadi tidak mudah untuk mencapai WBTBI itu kita mulai dari mendemonstrasikan, mempromosikan, kemudian menampilkan sampai diakui itu 14 tahun. (Awalnya) Permainan untuk para santri. Dari 2010 itu tanpa henti sampai kemudian mendapat pengakuan di Kota Sukabumi lalu dinaikkan ke provinsi sampai dapat juara dulu masuk ke ranah olahraga masuk ke olahraga tradisi,” cetusnya.

Setelah dikenal di Jawa Barat, Boles kemudian ditampilkan di festival olahraga masyarakat tingkat dunia bernama TAFISA (The Association For International Sport for All) Games pada 2016 di Jakarta dan pada 2021 di Lisbon Portugal namun secara virtual.

“Jadi Alhamdulillah dari sisi prestasi kita mendapatkan juara di tingkat Jawa Barat, di tingkat nasional dalam event festival olahraga tradisional, dan even festival olahraga tradisional ini juga ada di tingkat internasional namanya TAFISA,” tambahnya.

“Permainan ini untuk dinilai menjadi warisan budaya tak benda itu bukan hanya memasyarakat juga, tapi permainan ini harus memiliki karya ilmiah. Jadi Boles ini sudah diteliti oleh tingkatan S1, S2, S3 dan ada di jurnal penelitian internasional,” tuturnya.

Olahraga tradisional asal Kota Sukabumi ini kini juga telah dikenal bukan hanya di Jawa Barat dan Indonesia, namun juga di mancanegara seperti Turki, Malaysia dan beberapa negara lain.

“(Boles) Sudah sangat banyak (dimainkan) termasuk di Brunei sudah ada yang latihan. Di Malaysia, Turki, Singapura mereka sudah ada yang banyak latihan bahkan kemudian yang dari Eropa ini ada festival Silat Day Al Fath dari Belanda kemudian dari Inggris kemudian dari Italia, dari Kanada ini pernah latihan,” paparnya.

“Di Indonesia yang sudah banyak belajar tentu Jawa Barat kemudian di Jawa Tengah bahkan Jawa Tengah paguron silat cabang PS Sang Maung Bodas sudah banyak menampilkan (Boles) di Brebes kemudian di Banten sudah banyak, DKI Jakarta ini sudah banyak mereka menggunakan seni budaya Boles ini,” tandasnya.

Setelah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, pemeliharaan dan pelestarian seni budaya Boles akan terus dilakukan.

“Selanjutnya tinggal kita bagaimana memelihara, menjaga, mengembangkan tradisi ini dan kemudian digetok tularkan diajarkan kepada yang lainnya sehingga ini menjadi guyub menjadi suatu kearifan lokal menjadi warisan budaya tak benda asli tradisi dari tatar Sunda sehingga kemudian bisa membudaya, memasyarakat dan menjadi suatu pertunjukan yang memiliki nilai kearifan lokal,” tandasnya.

Sebagai informasi, Boles merupakan bola api yang terbuat dari batok kelapa dan dimainkan dengan cara dilempar. Permainan Boles terdiri dari dua tim. Masing-masing tim terdiri dari tiga pemain.

Permainan Boles mirip dengan pertandingan bola basket. Masing-masing tim akan memasukkan bola api ke keranjang tim lawan untuk mendapatkan poin.

Boles biasa ditampilkan bersama pencak silat dan kesenian Ngagotong Lisung saat menyambut tamu kehormatan. Permainan Boles terkadang juga diperlombakan seperti saat momen seperti HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.***

Sumber Artikel berjudul “Seni Khas Kota Sukabumi, Boles Akhirnya Sah Menjadi WBTb Indonesia”, selengkapnya dengan link: https://mediapakuan.pikiran-rakyat.com/sukabumi-raya/pr-638534072/seni-khas-kota-sukabumi-boles-akhirnya-sah-menjadi-wbtb-indonesia?page=all

Posted in Program Unggulan, Warta Sekolah and tagged , , , , , .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *